Selasa, 08 Maret 2011

ASKEB ANAK SAKIT (DIARE)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.

Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008).

Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi setelah pneumonia dan radang paru-paru.

Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724, dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang anak sakit dengan diare, macam, serta penanganannya.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada anak sakit dengan diare.

2. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera

5. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan diagnosa

6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat

7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan

1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup

Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program studi dari pendidikan. Tempat praktek yang dituju adalah BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya.

1.3 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1.2.2 Tujuan Khusus

1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Diare

2.1.1 Pengertian Diare

2.1.2 Penyebab Diare / Etiologi

2.1.3 Jenis Diare

2.1.4 Patogenesis

2.1.5 Patofisiologis

2.1.6 Gejala / Gambaran Klinis

2.1.7 Komplikasi

2.1.8 Klasifikasi Diare

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

2.1.10 Penanganan

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

BAB III : TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Data Subyektif

3.1.2 Data Obyektif

3.2 Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV : PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

4.2.2 Bagi Instansi Pelayanan

4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Diare

2.1.1 Pengertian Diare

Ø Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.

Ø Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Ø Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit

Ø Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.

(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)

2.1.2 Penyebab Diare / Etiologi

Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Enternal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.

Infeksi Enternal ini meliputi :

« Infeksi Bakteri : E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae, aeromonas, dll.

« Infeksi Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.

« Infeksi Parasit : Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis), Jamur (candida algicans).

b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :

« Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)

« Radang Tenggorokan

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun

2. Faktor Malarbsorbsi

a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)

Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.

b. Malarbsorbsi Lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.

c. Malarbsorbsi Protein

3. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.

4. Faktor Psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.

2.1.3 Jenis Diare

1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat menjadi berat.

Penyebabnya sebagai berikut :

« Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung

« Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus

« Racun yang dikeluarkan oleh bakteri

« Kelebihan cairan usus akibat racun

2. Diare Kronis / Menahun / Persisten

Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :

« Gangguan bakteri jamur dan parasit

« Malarbsorbsi kalori dan lemak

« Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.

2.1.4 Patogenesis

Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotic

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.

4. Patogenesis Diare Kronis

Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit, malarbsorbsi, malnutrisi, dll.

2.1.5 Patofisiologi

Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

2.1.6 Gejala / Gambaran Klinis

1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat

2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah

3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

4. Anus lecet

5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

6. Muntah sebelum dan sesudah diare

7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

8. Dehidrasi (kekurangan cairan)

2.1.7 Komplikasi

1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa

6. Kejang

2.1.8 Klasifikasi Diare

Klasifikasi Diare

Gejala

Klasifikasi

Tindakan / Pengobatan

1. Dehidrasi

Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :

Latergis / tidak sadar

Mata cowong / cekung

Tidak bisa minum / malas minum

Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

a. Diare Dehidrasi Berat

Jika tidak ada klasifikasi berat lain

Berikan cairan untuk dehidrasi berat (rencana terapi c) dan tablet zink

Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :

Rujuk segera

Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan

Jika ada kolera didaerah tersebut, berikan antibiotik untuk kolera

Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :

Gelisah, rewel / marah

Mata cowong / cekung

Haus, minum dengan lahap

Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

b. Diare Dehidrasi Ringan / Sedang

Berikan cairan dan makanan sesuai rencana terapi b dan tablet zink (10 hari berturut-turut)

Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :

Rujuk segera

Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan

Nasehati kapan kembali segera

Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan

Tidak cukup tanda-tanda untuk di klasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan / sedang

c. Diare Tanpa Dehidrasi

Beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi a dan tablet zink (10 hari berturut-turut)

Nasehati kapan kembali segera

Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan

2. Jika Diare 14 hari / Lebih

Ada Dehidrasi

a. Diare Persisten Berat

Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain

Rujuk

Tanpa Dehidrasi

b. Diare Persisten

Nasehati pemberian untuk diare persisten

Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)

Kunjungan ulang 5 hari

3. Darah Dalam Tinja

Ada darah dalam tinja

a. Disentri

Beri antibiotic yang sesuai

Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)

Nasehati kapan kembali segera

Kunjungan ulang 2 hari

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).

2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)

3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal

4. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif terutama pada diare kronik

2.1.10 Penanganan

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian Cairan

a. Cairan peroral

« Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa

« Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90 mg/l

« Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar Natrium 50-90 mg/l

« Formula lain yang disebut oralit

Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula

b. Cairan Perenteral / Infuse

Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)

Cara memberikan cairan :

« Belum ada dehidrasi

Ø Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi

« Dehidrasi Ringan

Ø 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)

Ø Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum

« Dehidrasi Sedang

Ø 1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB / peroral / intragastric (sonde)

Ø 7 jam berikutnya : 10 – 12 ml / kg BB / jam dengan 3 – 5 tetes / menit

Ø 16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric

2. Pengobatan Dietelik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanannya adalah :

a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)

b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)

c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

3. Obat – Obatan

a. Obat anti sekresi

« Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg

« Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari

b. Obat spasmolitik

« Papaverihn

« Ekstra bveladona

« Opium loperamid

c. Obat pengeras tinja

« Kaolin

« Dektini

« Chorcool

« Tahurol

d. Antibiotika

Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali bila penyebabnya jelas, seperti :

« Kolera : Terosiktin 25 – 50 mg / kg BB / hari

« Compylohectar : Eritromycin 40 – 50 mg / kg BB / hari

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien atau pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

§ Bertahap dan Sistematis

§ Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

v Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 :

1. Pengertian

Ø Proses pemecahan masalah

Ø Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.

Ø Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.

Ø Untuk pengambilan suatu keputusan

Ø Yang berfokus pada klien.

2. Langkah-langkah

Ø Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar / Pengkajian

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

Ø Langkah II : Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Ø Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial & Mengantisipasi Penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Ø Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk Melakukan Konsultai, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Ø Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh / Intervensi

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau di antisipasi.

Ø Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman / Implementasi

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Ø Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

(Saminem, 2008)

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal : 08 Oktober 2010 Jam : 16.00 WIB Oleh : Yusraini Jabbar

RS / BPS / Klinik : BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya

3.1.1 DATA SUBYEKTIF

1. Biodata

1.1 Bayi / Anak

Nama : An. “N”

Tanggal / Jam Lahir : 14 Agustus 2009 / 21.00 WIB

Usia : 1 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan ( ♀ )

Anak Ke : 1 (satu)

Jumlah Saudara Kandung : -

1.2 Orang Tua

Nama : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “S”

Umur : 23 th Umur : 25 th

Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : - Penghasilan : -

Alamat : Jl. Gn. Anyar Tengah Alamat : Jl. Gn. Anyar Tengah

Gg. I no. 27 Surabaya Gg. I no. 27 Surabaya

2. Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utama

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.

3. Riwayat Antenatal

Penyakit / Infeksi Saat Hamil : Tidak ada

Tempat & Frekuensi ANC : BPS, 4x ANC

Imunisasi yang diperoleh saat ANC & Frekuensi : Imunisasi TT1 dan TT2

Kebiasaan ibu selama hamil : Melakukan pekerjaan RT

Obat / Jamu yang diminum selama hamil : Tidak ada

4. Riwayat Kelahiran

§ Tempat Lahir dan Penolong : BPS dan penolong Bidan

§ Cara dan Lama Kelahiran : Spontan B. dan lamanya ± 20 menit

§ Komplikasi Persalinan : Tidak ada

§ Kondisi saat lahir : Baik

5. Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi

BCG

Hepatitis

DPT

Polio

Campak

DT

Lain-lain

Terakhir sekali di berikan

10 / 08

2009

28 / 11

2009

27 / 12

2009

27 / 12

2009

23 / 05

2009

-

-

Frekuensi pemberian

1 x

3 x

3 x

4 x

1 x

-

-

6. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Perkembangan Anak

Ibu mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap dan berkembang sesuai dengan usianya.

b. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)

Ø Pasien : Ibu mengatakan bahwa anaknya sedang menderita penyakit diare dan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

Ø Orang Tua : Ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

Ø Keluarga : Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

c. Perilaku Kesehatan

Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sakit dan sedang menderita penyakit diare.

d. Penyuluhan yang pernah didapat oleh orang tua / keluarga terdekat

Ibu mengatakan bahwa dirinya pernah mendapatkan penyuluhan tentang merawat bayi, pemberian ASI eksklusif serta pemberian nutrisi yang tepat dan seimbang bagi anak.

7. Riwayat Psiko-Sosial-Budaya Keluarga

Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat senang atas kehadiran anak pertamnya yang sudah mulai beranjak besar.

8. Pola Kehidupan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Lama pemberian ASI : 6 bulan

Jenis makanan utama : Nasi

Lauk, sayur, buah yang dikonsumsi : Tahu, tempe, telur, sayuran dan jeruk

Jumlah / Frekuensi pemberian : 3 x sehari

Makanan ekstra yang biasa dimakan : Tidak ada

Nafsu makan : Sedikit berkurang

b. Pola Eliminasi

BAK : Ibu mengatakan bahwa anaknya BAK 5-8 x perhari, warna khas, bau khas dan tidak ada nyeri

BAB : Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelum sakit BAB 1-2 x perhari warna khas, bau khasdan konsistensi lembek. Pada saat sakit anaknya BAB 4 x perhari warna khas, bau khas dan konsistensi encer.

c. Pola Aktivitas

Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah berkembang sesuai dengan usianya saat ini dan aktivitas anak sehari-hari hanya bermain

d. Pola Istirahat / Tidur

Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang ± 4 jam (12.00 – 16.00 WIB) dan tidur malam ± 10 jam (21.00 – 07.00 WIB)

e. Personal Hygiene

Ibu mengatakan bahwa anaknya mandi 2x sehari, menggosok gigi 3x sehari, mencuci rambut 2x sehari dan mengganti popok / pakaian 2x sehari atau jika basah dan kotor

3.1.2 DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Keadaan Umum : Cukup

c. Antropometri : BBL / TBL : 2400 gram / 48 cm

BB (k/p sebelum / sesudah) : 10 kg

TB : 75 cm

Lingk. Lengan Atas : 10 cm

Lingk. Dada : 30 cm

Lingk. Kepala : 45 cm

d. Tanda-Tanda Vital :

Nadi : 96 x/menit (Teratur / Tidak)

Suhu : 37,1 °C (Axilla / Rectal)

RR : 35 x/menit (Teratur / Tidak)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Kepala

Ø Keadaan kulit kepala : Bersih dan tidak ada ketombe

Ø Warna rambut : Hitam

Ø Jumlah : Lebat

Ø Rontok / Tidak : Tidak Rontok

Muka

Ø Kebersihan : Bersih

Ø Pucat : Tidak pucat

Ø Oedema : Tidak oedema

Mata

Ø Bentuk : Tidak cowong

Ø Conjungtiva : Tidak anemis

Ø Sklera : Tidak ikterus

Ø Palpebra : Tidak oedema

Hidung

Ø Kebersihan : Bersih

Ø Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

Ø Polip : Tidak ada

Ø Sekret : Tidak ada

Telinga

Ø Bentuk : Simetris

Ø Kelainan : Tidak ada

Ø Kebersihan : Bersih dan tidak ada serumen

Mulut

Ø Bentuk : Simetris, tidak ada labio skisis / palato skisis

Ø Bibir : Tidak ada stomatitis

Ø Gigi : Keadaan gigi rapi dan tidak ada caries gigi

Ø Mukosa mulut : Lembab

Ø Lidah : Bersih

Leher

Ø Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada

Ø Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Aksilla

Ø Pembesaran kel. limfe : Tidak ada

Dada dan payudara

Ø Bentuk : Simetris / funnel chest

Ø Kebersihan : Bersih

Abdomen

Ø Kebersihan : Bersih

Ø Pembeesaran Abdomen : Tidak ada

Ø Turgor Kulit : Menurun

Punggung

Ø Posisi tulang belakang : Normal / Lordosis (Tegak)

Genetalia

Ø Kebersihan : Bersih

Ø Warna : Kemerahan

Ø Kelainan : Tidak ada

Ø Varices : Tidak ada

Ø Oedema : Tidak oedema

Anus

Ø Kelainan : Tidak ada

Ekstermitas atas & bawah

Ø Simetris : Simetris

Ø Oedema : Tidak oedema

Ø Jumlah Jari : Lengkap, tidak ada polidaktil / sindaktil

b. Palpasi

Dada & payudara

Ø Nyeri tekan : Tidak ada

Ø Tumor / benjolan : Tidak ada

Ø Keluaran : Tidak ada

Leher

Ø Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada

Ø Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Abdomen

Nyeri Tekan : Tidak ada

Kembung : Ada kembung

c. Auskultasi

Dada

Ronchi / Whezing : Tidak ada

Abdomen

Bising Usus : Positif

d. Perkusi

Refleks patella : Tidak dilakukan

3. Tumbuh Kembang

a. Tumbuh (Antropometri)

BB : 10 kg

TB : 75 cm

Lingk. Dada : 30 cm

Lingk. Lengan Atas : 10 cm

Lingk. Kepala : 45 cm

b. Kembang

Motorik Halus : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mampu memasukkan mainan kedalam cangkir dan meletakkan benda ke tangan orang lain

Motorik Kasar : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah bisa berdiri tanpa berpegangan, sudah bisa melangkah sendiri dan duduk sempurna

c. Sistem Neurologi

Reflek Moro : Positif / Kuat

Reflek Rooting : Positif / Kuat

Reflek Graphs / Plantar : Positif / Kuat

Reflek Sucking : Positif / Kuat

Reflek Tonic Neck : Positif / Kuat

Reflek Swallowing : Positif / Kuat

Reflek Babynsky : Positif / Kuat

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah

Hemoglobin : Tidak dilakukan

b. Urine

Albumin : Tidak dilakukan

Reduksi : Tidak dilakukan

c. Pemeriksaan Laboratorium lain-lain

Tidak dilakukan

3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAH

Tanggal

Jam

Diagnosa / Masalah

Data Dasar

08-10-2010

16.10

Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6x dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari

DO : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Suhu : 37,1 °C

Nadi : 96 x/menit

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising Usus (+)

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Potensial terjadinya dehidrasi ringan

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral

3.5 INTERVENSI

Tanggal : 08 Oktober 2010 Jam : 16.15 WIB

Diagnosa : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ± 30 menit diharapkan ibu mengerti dan memahami tindakan yang akan dilakukan, serta memahami penjelasan petugas.

Kriteria Hasil : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Baik

TTV dalam Batas normal : Suhu : 36,5 – 37,5 °C

Nadi : 60 – 100 x/menit

RR : 40 – 60 x/menit

Turgor Kulit : Baik

Abdomen : Kembung (-), Bising Usus (+)

Tidak terjadi dehidrasi

INTERVENSI

RASIONAL

1. Lakukan pemeriksaan pada anak

1. Dengan melakukan pemeriksaan pada anak diharapkan dapat mengetahui kondisi yang dialami oleh anak saat ini

2. Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital

2. Diharapkan dengan dilakukan observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, keadaan pasien dapat dipantau

3. Observasi tanda-tanda dehidrasi

3. Diharapkan dengan dilakukan observasi tanda-tanda dehidrasi pasien tidak mengalami dehidrasi ke tingkat yang lebih tinggi

4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

4. Diharapkan ibu dan keluarga dapat mengerti tentang kondisi anaknya saat ini

5. Lakukan rehidrasi dengan memberikan oralit

5. Diharapkan keadaan anak dapat membaik dan tidak terjadi dehidrasi

6. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene

6. a. Nutrisi

Lakukan pengenceran pada pemberian susu formula.

b. Personal Hygiene

Jaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari.

Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi).

7. Berikan terapi kepada pasien

7. Diharapkan untuk mempercepat kesembuhan pasien

3.6 IMPLEMENTASI

Diagnosa : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

Tanggal

Jam

Implementasi / Tindakan

08-10-2010

16.25

1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh anak saat ini

16.30

2. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 °C

RR : 35 x/menit

16.35

3. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

16.40

4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui kondisi pasien saat ini

16.45

5. Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit

16.50

6. Memberikan HE kepada ibu tentang :

a. Nutrisi

Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula.

b. Personal Hygiene

Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari.

Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu dengan cara merebus botol kedalam air mendidih ± 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal didalam botol susu.

16.55

7. Memberikan terapi puyer diare :

Metronidazol : 3 x ½ tablet

Diaform : 3 x ½ tablet

Coludium : 2 x ½ tablet Puyer terdiri dari

Antasid : 2 x ½ tablet 10 bungkus

Ratrim : 2 x ½ tablet

CTM : 3 x ½ tablet

Vosea : 3 x 1 sendok teh

3.7 EVALUASI

Tanggal : 08 Oktober 2010 Jam : 17.00 WIB

S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas

O : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 °C

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

A : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

P : Memberikan HE pada ibu tentang :

Personal Hygiene

Nutrisi

Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol

Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak

Minum obat secara teratur

Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

BAB IV

PENUTUP

Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Anak “N” dengan diare tanpa dehidrasi di BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan dan saran sesuai uraian dibawah berikut :

4.1 Kesimpulan

1. Pengkajian

DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.

DO : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 °C

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

2. Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

Diagnosa : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

3. Identifikasi Diagnosa Potensial

Potensial terjadinya dehidrasi ringan

4. Identifikasi Kebutuhan Segera

Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral

5. Intervensi

Diagnosa : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

1. Lakukan pemeriksaan pada anak

2. Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital

3. Observasi tanda-tanda dehidrasi

4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

5. Lakukan rehidrasi dengan memberikan oralit

6. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene

7. Berikan terapi kepada pasien

6. Implementasi

Diagnosa : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh anak saat ini

2. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 °C

RR : 35 x/menit

3. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui kondisi pasien saat ini

5. Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit

6. Memberikan HE kepada ibu tentang :

a. Nutrisi

Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula

b. Personal Hygiene

Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari

Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu dengan cara merebus botol kedalam air mendidih ± 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal didalam botol susu

7. Memberikan terapi puyer diare :

Metronidazol : 3 x ½ tablet

Diaform : 3 x ½ tablet

Coludium : 2 x ½ tablet Puyer terdiri dari

Antasid : 2 x ½ tablet 10 bungkus

Ratrim : 2 x ½ tablet

CTM : 3 x ½ tablet

Vosea : 3 x 1 sendok teh

7. Evaluasi

S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas

O : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 °C

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

A : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

P : Memberikan HE pada ibu tentang :

Personal Hygiene

Nutrisi

Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol

Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak

Minum obat secara teratur

Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.

4.2.1 Bagi Instansi Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang yang telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.

4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan

Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara

Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC

Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC

Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI

Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka